Lokasi Pengoenjoeng Blog

Kamis, 30 April 2009

Bahasa Jadul

Ini kutipan kalimat bahasa Indonesia versi jadul. Kiriman dari papi Rayhard yang sekarang bermukim di Australia.

"Marika jang menikah di sini sabenernja sekedar tjari 'kawan' goena oeroes roemahnja, lagian oemoemnja orang Tionghoa tiada taro banjak perhatian pada ia orang poenja anak prampoean, sebab dianggep anak prampoean toch tiada djadi ia poenja toeroenan, kerna bakal djadi kepoenjaannja lain orang, dari itoe apa jang fihak iboenja itoe anak berboeat dan printah lakoeken, oemoemnja tiada diambil ferdoeli, demikianlah sahingga itoe kebiasaan dipake toeroen menoeroen".

Gitu deh...

1 komentar:

  1. Ini bahasa khas Melayu Pasar tempo doeloe yang biasa dipakai orang Tionghoa peranakan di Indonesia. Tuan-tuan Belanda pun pakai gaya bahasa kayak begini. Saya senang membaca tulisan-tulisan bergaya Melayu Pasar/Melayu Tionghoa di koran-koran lama kayak SIN PO, KENG PO, PEWARTA SOERABAIA, dan sebagainya. Kebetulan di Surabaya ada satu perpustakaan yang punya begitu banyak koleksi surat kabar atawa majalah tempo doeloe.

    Kalau dinikmati, sebetulnya gaya bahasa jadul ini cukup sedap karena bumbu-bumbunya banyak. Ada humor, sentilan, pujian, kritik, dan sebagainya. Jujur, kualitas penulis-penulis era 1930-an sampai 1960-an sangat bagus. Mereka punya gaya yang sangat asyik.

    BalasHapus