Lokasi Pengoenjoeng Blog

Rabu, 30 September 2009

BENDERA SETENGAH TIANG

Hari ini, adalah tanggal 30 September 2009. Pada masa lalu, pada era pemerintahan Presiden Suharto, setiap tanggal 30 September instansi Pemerintah dan warga masyarakat, mengibarkan bendera setengah tiang.

Kalau dikaitkan dengan peristiwa G30S, maka pada tanggal 30 September 1965, para Pahlawan Revolusi masih dalam keadaan sehat walafiat.

Tragedi apakah gerangan, yang pernah terjadi pada tanggal 30 September, sehingga perlu diperingati dengan bendera setengah tiang? Mungkin ada yang bisa memberikan pencerahan? Demikian tanya pak Jacky Mardono disuatu milis yang saya ikuti.


Pada tanggal 30 September ya tidak ada tragedi apa2 yang perlu diperingati dengan bendera setengah tiang. Kalau tanggal itu kemudian diperingati ya sama aja bo’ong. Dan itu barangkali memang bo’ong. Nyatanya setelah era reformasi, setelah Pak Harto mengundurkan diri, Bendera Merah Putih setengah tiang pada setiap 30 September dan juga setiang penuh pada keesokan harinya tanggal 1 Oktober, tak lagi wajib dipasang di depan rumah. Tak ada lagi pemutaran film "Pengkhianatan G30S. Ya, setelah Reformasi segalanya menjadi terbuka…

Tahun 1965, pada tanggal 01 Oktober dinihari di Jakarta ada pembunuhan terhadap enam Jenderal, satu perwira, dan satu polisi. Di Yogyakarta ada pembunuhan terhadap dua perwira. Jadi, ada 10 korban jiwa. Tapi dalam hitungan 2-3 bulan setelah itu terjadilah pembantaian besar-besaran. Jadi bila adil mungkin pengibaran bendera “setengah tiangnya” nya bahkan harus sampai tiga bulan penuh. Lho?

Jumat, 25 September 2009

TEH HITAM, BIKIN Mr.P KERAS KEPALA

Lurs, ini ada tulisan menarik tentang teh hitam, buah pena (buah keyboard?) Sdr. Dharnoto yang dimuat di majalah Intisari edisi September 2009. Semoga ini bermanfaat.

Judul: "TEH HITAM, BIKIN Mr.P KERAS KEPALA"

Rajin minum teh hitam diakui bisa mencegah dan mengobati diabetes mellitus sebab ia bisa berfungsi sebagai pengganti insulin. Dampak lanjutannya, tentu saja masalah gangguan ereksi dan ejakulasi bisa ikut membaik. Mirip kata pepatah, sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.

Kesegaran teh telah dikenal di China sejak 3000 SM, pada zaman kaisar Shen Nung. Sedang di Jepang merebak sekitar abad ke 12 - 14, pada masa Kamakaru. Rohayati Suprihatini, pada situs Pusat Penelitian Teh dan Kina, Bandung, menulis bahwa teh hitam merupakan jenis teh yang paling banyak diminum oleh bangsa2 di dunia. Dari total konsumsi teh dunia pada 2007 yang mencapai 3,4 juta ton, 69% nya berupa teh hitam.

Dibilang teh hitam lantaran warna daunnya menjadi hitam setelah teroksidasi. Padahal, saat diseduh warna airnya kemerahan, maka disebut juga teh merah. Hingga kini, diyakini teh hitam lebih teroksidasi dibandingkan dengan teh hijau, teh oolong, ataupun teh putih. Hebatnya, beda dengan jenis teh lainnya, rasa teh hitam bisa awet sampai beberapa tahun.

Harus muda dan utuh

Teh hitam dibuat dari pucuk daun teh segar, yang dibiarkan layu sebelum digulung. Lalu dipanaskan dan dikeringkan. Mengapa harus pucuk daun teh muda dan utuh? Karena masih optimal mengandung komponen bioaktif teh, yakni polifenol yang senyawa dominannya adalah catechin.

Menurut Archieve of International Medicine, kemampuan polifenol menangkap radikal bebas mencapai 100 kali lebih efektif dibandingkan dengan vitamin C dan 25 kali lebih efektif dibandingkan dengan vitamin E. Pusat Jantung Nasional RS Jantung Harapan Kita, Jakarta (RSJHK) juga pernah memaparkan hasil penelitiannya bahwa catechin dalam teh hitam mampu melawan penyakit degeneratif. Sedangkan senyawa theaflavin dalam teh merupakan senyawa antioksidan, antikanker, antimutagenik, dan antidiabetes.

Bagaimana kekuatan itu terbentuk? Dalam proses fermentasi yang dilakukan terhadap teh hitam, antioksidan catechin berubah menjadi theaflavin yang menyebabkan rasa teh hitam menjadi segar dan kemerahan. Setelah perubahan itu, sepak terjang theaflavin sebagai antioksidan setingkat bahkan lebih andal ketimbang catechin sendiri.

Pada 2003, Prosenjit dan Sukta membuktikan, daya sergap theaflavin terhadap radikal bebas lebih hebat dibandingkan dengan epigallo catehcin (EGCG), salah satu jenis catechin. Malah digunjingkan, theaflavin mampu meningkatkan antioksidan alami dalam tubuh. Satu hingga dua cangkir teh hitam per hari juga bisa menghambat penimbunan kolesterol sampai 46%. Sedangkan empat cangkir teh hitam berkhasiat menekan sampai 69%.

Berkah penderita diabetes

Teh hitam juga diyakini mampu menjadi sumber bahan pangan alami bagi para penderita diabetes, terutama dalam kapasitasnya untuk menaikkan aktivitas insulin. Penelitian Departeman Pertanian Amerika Serikat (USDA), yang dipublikasikan dalam journal Agric Food Chem 2002, menunjukkan kemampuan teh hitam dalam meningkatkan aktivitas insulin melebihi teh hijau dan teh oolong.

Bahkan, penelitian USDA’s Agriculture Research Service, Beltsville membuktikan teh hitam mampu menaikkan efektivitas insulin sampai 15 kali, sehingga teh hitam sangat bermanfaat untuk mengatasi diabetes dan berbagai komplikasi yang diakibatkannya, termasuk terjadinya katarak, impotensi, dan ejakulasi dini.

Penelitian Wang Dongfeng (1996) juga menunjukkan manfaat teh dalam mengobati diabetes. Hasil penelitian tersebut menyatakan kadar polisakarida (CTPS) pada teh berpengaruh nyata terhadap pengurangan gula darah dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Polisakarida pada teh memiliki karakteristik sebagai berikut: berberat molekul 107.000; dapat terdegradasi pada pH antara 5,0 - 7,0; larut dalam air panas; dan tidak larut dalam pelarut organik.

Pada manusia sehat, teh hitam mampu menurunkan kadar gula dalam darah dan meningkatkan kadar insulin. Oleh karenanya, teh hitam mampu mencegah terjadinya penyakit diabetes mellitus pada mereka yang berisiko tinggi terkena, baik akibat faktor genetik maupun pola hidup, khususnya pola makan.

Pada Februari 2008, Aging Cell Journal menerbitkan hasil penelitian terbaru yang dilakukan para peneliti di bawah pimpinan Graham Rena, dari Neurociences Institute, Ninewells Hospital and Medical School, University of Dundee, Skotlandia. Dunia kesehatan terhentak oleh hasil studi ini. Disebutkan, theavlin dan tearubigin dari teh hitam dapat meniru kerjaa insulin dalam mengendalikan diabetes. Theaflavin yang diidentifikasi meniru kerja insulin tersebut adalah teaflavin 3 - O - gallate, theaflavin 3’ -
O - gallate, dan theaflavin 3,3’- O - gallate.

Membantu ereksi

Para diabetisi sepertinya memang bisa berharap banyak pada teh hitam. Begitupun penderita penyakit komplikasinya, seperti impotensi atau ejakulasi dini. Seperti diketahui Low Density Lipoprotein (LDL) adalah kolesterol jahat yang menumpuk di dinding pembuluh darah koroner atau otak. Gumpalan ini membutuhkan radikal bebas untuk mengubahnya menjadi karat lemak aterosklerosis. Karat lemak ini yang bakal menyumbat pipa pembuluh darah jantung, otak, ginjal, mata, atau organ tubuh lainnya.

Selain dapat mengakibatkan serangan jantung dan stroke, pada penderita diabetes mellitus karat lemak juga bisa menyumbat pembuluh darah yang amat kecil, seperti pembuluh darah mata dan organ vital lelaki. Maka, yang amat ditakuti kaum diabetesi adalah penyakit kebutaan dan disfungsi ereksi.

Nah, theaflavin menyokong terbentuknya pasukan antioksidan alami dalam tubuh. Antioksidan ini pula yang bergerilya menghambat oksidasi gerombolan kolesterol jahat itu. Akibatnya, gerombolan itu gagal membentuk karat lemak. Pasokan darah pun akan mengalir lancar tanpa gangguan sampai ke tujuan.

Penelitian terhadap “prajurit komando” theaflavin ini dilakukan beberapa negara dalam waktu berbeda. Di Rotterdam, Belanda, telah diobservasi peran theaflavin dalam menurunkan tingkat keparahan aterosklerosis aortic. Di AS, suatu studi di Boston membuktikan, mereka yang setiap hari minum secangkir teh hitam (200 - 250 ml) atau lebih, terancam resiko serangan jantung 50% dibandingkan dengan yang tidak minum teh.

Orang Jepang tak mau kalah. Seribu orang mengaku, kadar kolesterol di tubuh mereka semakin berkurang ketika semakin sering menenggak the. Bahkan, pakar neurology Toholu University School of Medicine, Dr. Yoshikazu Sata, menekankan pentingnya antioksidan dalam menjaga kesehatan pembuluh darah dan mencegah stroke. Pendapat ini diperkuat Dr. Ralph Sacco dari Nothern Manhattan Stroke Study di Columbia Presbyeterian Medical Center, New York. Ralph menyatakan, teh hitam mampu mencegah penyumbatan arteri.

Jika pembuluh arteri telah bebas hambatan, apa manfaatnya bagi para lelaki? Berarti darah dengan lancar mengalir dari arteri pudenda interna menggelontor masuk ke tiga bagian dari penis, yakni korpus kavernosa kiri kanan dan korpus spongiosum. Yang ke korpus kavernosa kiri kanan masuk melalui arteria kavernosa atau arteria bulbouretralis. Dengan lancarnya aliran darah itu, lancar pula proses ereksi Mr. P.

Arteria yang memasuki korpus kavernosa lalu bercabang cabang menjadi arteriol2 helicina yang bentuknya berkelok kelok pada saat penis lembek atau tidak ereksi. Pada keadaan ereksi, arteriol artertiol helicina mengalami relaksasi atau pelebaran pembuluh darah, sehingga aliran darah bertambah besar atau cepat, kemudian berkumpul di dalam rongga2 lakunar atau sinusoid. Rongga sinusoid membesar sehingga terjadi ereksi.

Penulis: Dharnoto, di Tangerang
Intisari September 2009.

(Terlepas dari bener apa tidak, kan sudah disebut sumbernya Intisari.
Jadi kalau udah dimuat majalah beken, ya boleh 80% percaya gitu. Alias bukan isapan jempol. Jempole dewe dewe lho. dan bukan Mr P lho. Gitu deh...)

Senin, 21 September 2009

TIMBA JADUL


Alat timba, kerekan, tali dan ember ini merupakan alat tradisional yang sudah ada sejak jaman Majapahit, untuk mengambil air bersih dari dalam sumur. Kedalaman sumur menentukan panjangnya tali yang dibutuhkan.

Kerekan terbuat dari besi atau baja cor. Talinya terbuat dari karet bekas ban mobil. Dan ember biasanya terbuat dari seng.

Jaman dulu, ketika pompa air listrik belum dikenal, timba dengan tali dan kerekan inilah yang dipakai oleh Pak Kromo untuk mengambil air dari sumur. Ya, Pak Kromo punya tugas spesial, setiap hari harus menimba air untuk mengisi bak mandi di rumah. Setiap hari menimba dan “bermain” air hingga telapak tangannya “kapalen” dan telapak kakinya terkena “rangen”, kena kutu air. Begitupun pak Kromo selalu senyam senyum. Tapi ya nggak jelas diiing, itu senyuman atau pringisan kesakitan.

Gitu deh…

Kamis, 17 September 2009

LAUNDRY


Yogyakarta dikenal dengan sebutan Kota Pelajar. Banyak pemuda pemudi dari berbagai penjuru tanah air menuntut ilmu di Yogyakarta. Bila gelar sarjana telah diraih, ada yang kembali ke kampung halaman membangun daerahnya, ada pula yang mencari peruntungan ke kota besar.

Namun ada yang tetap bertahan di Yogyakarta. Jimmy Hendrawan satu diantaranya. Pemuda, 29 tahun asal Klaten ini memilih membuka usaha di Yogyakarta. Dan pilihannya jatuh pada usaha laundry. Ini semata-mata berdasarkan pengalamannya semasa kuliah dan tinggal di pondokan.

Usaha laundry, pria lulusan Universitas Atma Jaya ini dijalankannya di kawasan Seturan, Sleman, tak jauh dari kampusnya dulu.

Jimmy memulai usahanya satu setengah tahun lalu, dengan modal sekitar 50 juta rupiah yang digunakan untuk membeli beberapa unit mesin cuci otomatis dan sebuah mesin pengering ukuran jumbo.

Sisanya untuk sewa bangunan dan menambah daya listrik. Usahanya yang membidik pelanggan mahasiswa ini terbilang sukses. Pilihan usahanya tidak salah. Ia bisa meraih keuntungan 15 sampai 25 persen dari modal awalnya setiap bulan. Kini Jimmy mampu mempekerjakan 12 orang karyawan yang digaji sekitar 400 ribu rupiah setiap bulannya.

Masih di bilangan Seturan Sleman, Hariyanto, yang juga alumnus Universitas Atma Jaya Yogyakarta, juga menjalankan usaha serupa. Lelaki berusia 25 tahun asal Cilacap, Jawa Tengah ini, baru beberapa bulan lalu mendirikan gerai laundry. Bersama seorang temannya, ia juga melihat peluang besar di usaha ini.

Bukan hanya Jimmy dan Hariyanto yang memiliki usaha laundry di Yogyakarta. Dalam lima tahun terakhir ini bisnis laundry menggeliat seiring dengan perubahan gaya hidup mahasiswa di kota ini.

Dengan alasan kesibukan kuliah, para mahasiswa menyerahkan urusan mencuci pakaian kepada penyedia jasa laundry. Gerai-gerai laundry seperti ini tumbuh menjamur di berbagai tempat yang berdekatan dengan kampus dan lokasi pondokan mahasiswa.

Harga bisa menjadi alasan lain buat mahasiswa untuk memanfaatkan jasa laundry. Karena tarif yang ditawarkan sesuai dengan kantong mereka. Kebanyakan menggunakan sistem kiloan, dalam penentuan tarif. Ada yang 10 ribu rupiah untuk setiap 4 kilogram. Ada yang 6 ribu rupiah setiap 3 kilogram pakaian. Tarif ini betul-betul tarif mahasiswa.

Selain sistem kiloan, ada sebagian pengelola laundry menerapkan tarif konvensional tetapi tetap disesuaikan dengan pelanggannya yakni mahasiswa. Kemeja atau kaos lengan pendek misalnya, cuman dikenakan 300 rupiah perpotong. Celana panjang 700 rupiah atau celana jeans 1000 rupiah perpotong. Sebagian gerai bahkan ada yang menerapkan sistem paket.

Dengan uang 30 ribu rupiah, pelanggan dapat mencuci hingga 50 potong pakaian selama dua bulan. Namun meski terbilang murah dan terjangkau, tidak semua mahasiswa memanfaatkan laundry ini. Hanya disaat-saat tertentu mereka terpaksa membawa pakaian kotor ke laundry.

Masa ujian dan saat musim hujan adalah saatnya pengelola laundry mengambil untung. Saat itu banyak mahasiswa mengantri di gerai-gerai laundry. Namun di saat liburan kuliah, usaha laundry sementara ditinggalkan pelanggannya.

Meski terhitung banyak yang mengelola usaha laundry di Yogyakarta, namun usaha ini masih memiliki prospek yang cerah. Gaya hidup mahasiswa Yogyakarta yang dinamis sulit untuk meninggalkan laundry. Masih ada peluang bagi mereka yang memiliki naluri berbisnis.

Lha kalau laundry jadul lain lagi. Tidak menggunakan mesin cuci melainkan cukup pakai "gilesan" dan digarapnya di kali atau di sumur timba. Sabunnya..., sabun batangan cap tangan. (Berbagai sumber).

Rabu, 16 September 2009

KOMIK

Tokoh Superhero dalam komik seperti Godam Si Manusia Baja, Gundala Putra Petir, Panji Tengkorak, Wiro hingga Si Buta Dari Gua Hantu, begitu populer di masa lalu. Tokoh-tokoh itu pada tahun 70-an sangat dikenal anak-anak setingkat SMP dan SMU.

Taman-taman bacaan yang bisa melayani pembaca komik, bermunculan dimana-mana. Namun kini, semua itu hanya tinggal kenangan. Komik yang dulu dicari-cari penggemarnya, kini menjadi barang langka. Keberadaannya tergantikan komik-komik Saduran asal Jepang , Eropa hingga Amerika.

Komik di Indonesia, mulai dikenal pada tahun 1930. Pertama kali muncul dalam bentuk komik strip di surat kabar Melayu-Cina, Sinpo. Barulah pada tahun 1950-an, komik beredar dalam bentuk buku. Saat itu pula beredar bermacam-macam tema cerita, mulai dari Superhero, Silat, Kisah Petualangan, Humor, hingga cerita pewayangan Mahabarata dan Ramayana, yang melejitkan nama pengarangnya, RA Kosasih.

Memasuki tahun 1960-an, meluncur komik asal Medan, dengan setting cerita rakyat. Taguan Hardjo, salah satu komikus yang berhasil membuat karya-karyanya dikenal banyak orang. Sebut saja Hikayat Musang berjanggut, Kapten Yani dan Perompak Lautan Hindia. Diikuti kemudian dengan beredarnya komik politik, yang membawa pesan-pesan propaganda.

Akhir tahun 1965, posisi komik politik tergantikan komik roman remaja yang menyorot kehidupan remaja Metropolitan saat itu. Komikusnya antara lain, Jan Mintaraga,Sim, dan Zaldy.

Kehadiran komik roman remaja ini sempat menimbulkan keresahan masyarakat, pasalnya sebagian besar berisi adegan percintaan. Popularitasnya kemudian menurun seiring dengan razia yang dilakukan polisi di sekolah-sekolah.

Tak lama, muncullah komik Superhero gelombang kedua. Beberapa karya yang cukup fenomenal antara lain, Si Buta Dari Gua Hantu-nya Ganes TH, Panji Tengkoraknya-nya Hans Jaladara, dan Jaka Sembung-nya Djair. Di mata masyarakat, karya-karya komik lokal saat itu dinilai sangat bagus.

Pembacanya pun tak mengenal usia, hampir semua kalangan ikut membaca. Menjamurnya taman-taman bacaan rakyat yang menyewakan komik, menjadi tolak ukur popularitas komik lokal waktu itu. Komik pun menjadi tambang emas bagi penerbit dan pengarangnya. Di pasaran beredar 250-an komikus, dan 15 komikus mampu memproduksi 20 judul dalam jangka waktu bersamaan.

Memasuki tahun 1980, komik lokal mulai menghilang dari peredaran . Sementara terjemahan komik Amerika, Eropa dan Jepang, wara wiri di pasaran. Penerbit besar pun merajai bisnis ini, sedang penerbit kecil, semakin tenggelam berbarengan dengan surutnya pamor komik lokal. Penggemar komik, tak lagi didominasi kalangan bawah, namun sudah merambah kaum gedongan. Penyebab lain pudarnya pamor komik lokal, kualitas gambar, dinilai kalah menarik dibanding komik impor.

Kondisi ini membuat prihatin kalangan pencinta komik. Ada semacam kerinduan dari beberapa penggemar komik masa lalu, yang ingin kejayaan komik lokal hidup kembali. Komik Indonesia dotcom misalnya, dengan berbagai strategi berusaha membangkitkan kembali pasar komik lokal.

Selain melakukan hunting komik cetakan lama untuk didata judul dan pengarangnya, tahun terbit dan jumlah halaman, komik Indonesia Dotcom, juga menjadi konsultan penerbitan hingga perencanaan jaringan distribusi.

Komik dengan ejaan lama, misalnya, dicetak ulang dengan ejaan yang telah disempurnakan. Kata-kata yang sudah tak relevan atau kasar, diganti atau dibuang. Dari segi gambar, dilakukan sentuhan ulang atau melalui tusir ulang, agar kualitas cetakan lebih bagus.

Beberapa komik yang telah dicetak ulang, begitu dipasarkan dengan cepat habis terjual. Ini suatu bukti pengemar komik lokal masih ada. Diakui, gaungnya memang belum seberapa, namun setidaknya, angin segar tengah bertiup. Komik lokal, perlahan namun pasti, menata ulang langkah meraih kembali kejayaan yang tengah terenggut.

(Sumber:indosiar.com)

Selasa, 08 September 2009

HARMONIKA KU


Tak diduga tak dinyana, dari tumpukan album foto lawas saya temukan sebuah potret hitam putih bergambar sosok bocah yang sedang main harmonika. Bocah lanang itu berbaju putih model kelasi, bercelana pendek dan bersepatu pantofel, tanpa kaos kaki. Kakinya terlihat kurus dan wajahnya..., jelek. Celakanya, wajah jelek itu ternyata milik saya sendiri. Ya, itu ternyata foto saya kala kira2 usia Taman Kanak2. Dan saya sendiri sekarang baru ingat bahwa sekecil itu sudah bisa memainkan harmonika. lagunya sebangsa "Silent Night" dsb.

Jadi ya pantas saja kalau kemudian sesudah kawak begini saya keranjingan alat musik tiup. Lha wong dari kanak2 sudah seneng main mulut, nyebul, nglamut ataupun ngemut.

Gitu deh...

Dimas Anto

Senin, 07 September 2009

Selamat Jalan Kekasih

Ini lagu lama yang pernah dinyanyikan oleh alm. Chrisye. Sampai sekarang saya suka mendendangkannya, baik menyanyikan maupun melantunkannya dengan saxophone.

Judul: Selamat Jalan Kekasih

Resah rintik hujan
Yang tak henti menemani
Sunyinya malam ini
Sejak dirimu jauh dari pelukan

Selamat jalan kekasih
Kejarlah cita-cita
Jangan kau ragu tuk melangkah
Demi masa depan dan segala kemungkinan

Jangan kau risaukan
Air mata yang jatuh membasahiku
Harusnya kau mengerti
Sungguh besar artimu bagi diriku

Selamat jalan kekasih
Kejarlah cita-cita
Walau kini kita berpisah
Suatu hari nanti kita kan bersama lagi
Bersama lagi, kita berdua.

(Notasinya: 5 5... 4 3 2 3 ... 2 1 7 1... 7 1 2 2 dst.)

Gitu deh...

Teh, Minuman Populer di Dunia

Tahukah Anda, teh adalah minuman paling populer di seluruh dunia setelah air biasa ? Aromanya yang harum serta rasanya yang khas membuat minuman ini banyak dikonsumsi. Di Indonesia, konsumsi teh sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun masih jauh di bawah negara-negara lain di dunia, walaupun Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar nomor lima di dunia.

Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok : teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih. Serta lebih dari 3.000 varitas lainnya.

Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Teh bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh.

Teh dikelompokan berdasarkan cara pengolahan. Pengolahan daun teh sering disebut sebagai "fermentasi" walaupun sebenarnya penggunaan istilah ini tidak tepat. Pemrosesan teh tidak menggunakan ragi dan tidak ada etanol yang dihasilkan seperti layaknya proses fermentasi yang sebenarnya. Pengolahan teh yang tidak benar memang bisa menyebabkan teh ditumbuhi jamur yang mengakibatkan terjadinya proses fermentasi. Teh yang sudah mengalami fermentasi dengan jamur harus dibuang, karena mengandung unsur racun dan unsur bersifat karsinogenik.

Ramuan teh
Sebagian besar merek teh yang dijual di pasaran merupakan hasil ramuan ahli teh yang membuat blend yang unik untuk merek tersebut dari berbagai daun teh yang berbeda. Rasa enak dari teh berkualitas tinggi dan berharga mahal biasanya bisa menutupi rasa teh yang berkualitas rendah, sehingga kualitas teh bisa meningkat dan dapat dijual dengan harga yang lebih pantas. Teh hasil ramuan juga menjaga agar rasa teh yang dimiliki merek tertentu tetap stabil sepanjang masa.

Komposisi
Teh mengandung sejenis antioksidan yang bernama katekin. Pada daun teh segar, kadar katekin bisa mencapai 30% dari berat kering. Teh hijau dan teh putih mengandung katekin yang tinggi, sedangkan teh hitam mengandung lebih sedikit katekin karena katekin hilang dalam proses oksidasi. Teh juga mengandung kafein (sekitar 3% dari berat kering atau sekitar 40 mg per cangkir), teofilin dan teobromin dalam jumlah sedikit.

Kemasan
Teh celup
Teh dikemas dalam kantong kecil yang biasanya dibuat dari kertas. Teh celup sangat populer karena praktis untuk membuat teh, tapi pencinta teh kelas berat biasanya tidak menyukai rasa teh celup. Sari Wangi adalah perintis teh celup merek lokal di Indonesia.

Teh seduh (daun teh)
Teh dikemas dalam kaleng atau dibungkus dengan pembungkus dari plastik atau kertas. Takaran teh dapat diatur sesuai dengan selera dan sering dianggap tidak praktis. Saringan teh dipakai agar teh yang mengambang tidak ikut terminum. Selain itu, teh juga bisa dimasukkan dalam kantong teh sebelum diseduh. Mangkuk teh bertutup asal Tiongkok yang disebut gaiwan dapat digunakan untuk menyaring daun teh sewaktu menuang teh ke mangkuk teh yang lain.

Teh yang dipres
Teh dipres agar padat untuk keperluan penyimpanan dan pematangan. Teh pu erh dijual dalam bentuk padat dan diambil sedikit demi sedikit sewaktu mau diminum. Teh yang sudah dipres mempunyai masa simpan yang lebih lama dibandingkan daun teh biasa.

Teh stik
Teh dikemas di dalam stik dari lembaran aluminium tipis yang mempunyai lubang-lubang kecil yang berfungsi sebagai saringan teh.

Teh instan
Teh berbentuk bubuk yang tinggal dilarutkan dalam air panas atau air dingin. Pertama kali diciptakan pada tahun 1930-an tapi tidak diproduksi hingga akhir tahun 1950-an. Teh instan ada yang mempunyai rasa vanila, madu, buah-buahan atau dicampur susu bubuk.

Pengelompokan teh berdasarkan tingkat oksidasi:
Teh putih
Teh yang dibuat dari pucuk daun yang tidak mengalami proses oksidasi dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari sinar matahari untuk menghalangi pembentukan klorofil. Teh putih diproduksi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan teh jenis lain sehingga harga menjadi lebih mahal. Teh putih kurang terkenal di luar Tiongkok, walaupun secara perlahan-lahan teh putih dalam kemasan teh celup juga mulai populer.

Teh hijau
Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses oksidasi dihentikan dengan pemanasan (cara tradisional Jepang dengan menggunakan uap atau cara tradisional Tiongkok dengan menggongseng di atas wajan panas). Teh yang sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk lembaran daun teh atau digulung rapat berbentuk seperti bola-bola kecil (teh yang disebut gun powder).

Oolong
Oolong adalah tipe teh tradisional Cina. Proses oksidasi dihentikan di tengah-tengah antara teh hijau dan teh hitam yang biasanya memakan waktu 2-3 hari.
Istilah "oolong" dalam bahasa Cina berarti "naga hitam" atau "ular hitam"; bermacam-macam legenda menjelaskan asal mula dari nama ini. Pada salah satu legenda, diceritakan tentang pemilik kebun teh yang ditakuti oleh kemunculan ular hitam sehingga pergi meninggalkan kegiatannya menjemur daun teh. Ketika dia kembali dengan hati-hati beberapa hari kemudian, daun-daun teh telah teroksidasi oleh matahari dan memberikan hasil seduhan yang enak.

Teh hitam atau teh merah
Daun teh dibiarkan teroksidasi secara penuh sekitar 2 minggu hingga 1 bulan. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling umum di Asia Selatan (India, Sri Langka, Bangladesh) dan sebagian besar negara-negara di Afrika seperti: Kenya, Burundi, Rwanda, Malawi dan Zimbabwe.

Pu-erh (Póu léi dalam bahasa Kantonis)
Teh pu-erh terdiri dari dua jenis: "mentah" dan "matang." Teh pu-erh yang masih "mentah" bisa langsung digunakan untuk dibuat teh atau disimpan beberapa waktu hingga "matang". Selama penyimpanan, teh pu-erh mengalami oksidasi mikrobiologi tahap kedua. Teh pu-erh "matang" dibuat dari daun teh yang mengalami oksidasi secara artifisial supaya menyerupai rasa teh pu-erh "mentah" yang telah lama disimpan dan mengalami proses penuaan alami. Teh pu-erh "matang" dibuat dengan mengontrol kelembaban dan temperatur daun teh mirip dengan proses pengomposan. Teh pu-erh biasanya dijual dalam bentuk padat setelah dipres menjadi seperti batu bata, piring kecil atau mangkuk.

Teh pu-erh dipres agar proses oksidasi tahap kedua bisa berjalan, karena teh pu-erh yang tidak dipres tidak akan mengalami proses pematangan. Semakin lama disimpan, aroma teh pu-erh menjadi semakin enak. Teh pu-erh yang masih "mentah" kadang-kadang disimpan sampai 30 tahun bahkan 50 tahun supaya matang. Pakar bidang teh dan penggemar teh belum menemui kesepakatan soal lama penyimpanan yang dianggap optimal. Penyimpanan selama 10 hingga 15 tahun sering dianggap cukup, walaupun teh pu-erh bisa saja diminum setelah disimpan kurang dari setahun. Minuman teh pu-erh dibuat dengan merebus daun teh pu-erh di dalam air mendidih seringkali hingga lima menit. Orang Tibet mempunyai kebiasaan minum teh pu-erh yang dicampur dengan mentega dari lemak yak, gula dan garam.

Teh Kuning
Sebutan untuk teh berkualitas tinggi yang disajikan di istana kaisar atau teh yang berasal dari daun teh yang diolah seperti teh hijau tapi dengan proses pengeringan yang lebih lambat.

Kukicha
Teh kualitas rendah dari campuran tangkai daun dan daun teh yang sudah tua hasil pemetikan kedua, dan digongseng di atas wajan.

Genmaicha
Teh hijau bercampur berondong dari beras yang belum disosoh, beraroma harum dan sangat populer di Jepang.

Teh bunga
Teh hijau atau teh hitam yang diproses atau dicampur dengan bunga. Teh bunga yang paling populer adalah teh melati (Heung Pín dalam bahasa Kantonis, Hua Chá dalam bahasa Tionghoa) yang merupakan campuran teh hijau atau teh oolong yang dicampur bunga melati. Bunga-bunga lain yang sering dijadikan campuran teh adalah mawar, seroja, leci dan seruni.

Teh juga sering dikaitkan dengan kegunaannya untuk kesehatan. Teh hijau dan teh pu-erh sering digunakan untuk diet. Orang juga sering menghubung-hubungkan teh dengan keseimbangan yin yang. Teh hijau cenderung yin, teh hitam cenderung yang, sedangkan teh oolong dianggap seimbang. Teh pu-erh yang berwarna coklat dianggap mengandung energi yang dan sering dicampur bunga seruni yang memiliki energi yin agar seimbang.

(indosiar.com & berbagai sumber)

Kalau jaman sekarang, teh siap minum sudah umum dipasarkan dalam kemasan botol ataupun kotak karton. Campurannya juga sudah beraneka, sehingga ada yang disebut teh jeruk atau lemon tea, teh susu dsb. Dari gaya menghidangkannya juga ada beberapa sebutan, teh tubruk, teh tarik dll.

Lha kalau “Ini teh, susu”, apaan hayo?

Sabtu, 05 September 2009

POTRET SAXOPHONIS JADUL, ALBERT SUMLANG


Siapa yang tak kenal dengan lagu era tahun 70’ an, Kisah Seorang Pramuria? Siapa yang tak terpukau oleh suara saxophone nan merdu di bagian intro? Dan siapa yang tak kenal dengan sosok Albert Sumlang sang peniup saxophone dari group The Mercy’s itu? Saya rasa banyak dari kita yang mengenalnya. Tapi seperti apakah sosok bung Albert Sumlang itu sekarang? Masih sehatkah beliau? Masihkah bermain saxophone?

Nah, hari Minggu 19 Juli 2009 yang lalu saya bertemu dengan beliau. Ya, saya bertemu bahkan sempat bermain saxophone bersama di acara “mengenang The Mercy’s” yang diselenggarakan oleh satu hotel di kota Cilegon.

Meskipun usia beliau sekarang sudah 68 tahun, namun kalau sudah “manggung”, wow…, masih enerjik dan masih jingkrak2, masih seperti 40 tahun lalu saat pertama kali saya melihatnya di acara “Sekatenan” di Jogja. Tentang hal ini saya pernah menulis demikian:” Bocah lanang kelas 6 SD itu berdiri di depan panggung hiburan di keramaian pasar malam Sekatenan. Matanya nyaris tak berkedip, tertuju pada sebuah benda mengkilat yang sedang ditiup oleh seorang anggota pemain band. Bukan lagu ataupun si peniup yang menarik perhatiannya, tapi alatnya itu lho. Wiiih..., ciamik tenan. Dan sejak saat itu si bocahpun bermimpi.... Dua puluh tahun berlalu, barulah terwujud impian si bocah untuk punya dan memainkan alat musik yang persis kayak cangklong itu”

Bocah lanang itu adalah saya dan peniup saxophone itu ternyata ya bung Albert Sumlang ini.

Dan inilah potret beliau terkini. Lihatlah jemarinya yang mulai nampak keriput itu. Meski kini keriput, namun jari2 itulah yang telah mengantarkan beliau menjadi pemain saxophone andal yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, sejak dulu hingga sekarang. Jari2 itulah yang telah melahirkan beribu untaian nada2 indah lewat tombol2 saxophone, alat musik yang sangat dicintainya.

Do si la sol…, fa mi re do..., si la sol fa mi, dst.

Jumat, 04 September 2009

Canting souvenir


Canting selama ini kita kenal sebagai alat untuk membatik, namun seorang warga Solo, Jawa Tengah membuat canting sebagai kerajinan benda antik sebagai souvenir. Canting unik ini banyak dicari para turis asing untuk dikoleksi.

Kalau Anda ingin mengoleksi canting antik, Anda bisa datang ke rumah Tukul di Kampung Joyontakan, Solo. Sejak puluhan tahun lalu, keluarga Tukul adalah satu - satunya pengrajin canting untuk seluruh industri batik dikota Solo.

Tukul (60 th) merupakan keturunan kelima yang menggeluti kerajinan canting ini. Ide membuat canting sebagai souvenir ini berawal tahun 1980 an saat industri batik Solo banyak yang bangkrut, akibat masuknya batik printing (cetak). Agar bisa menghidupi keluarga maka Tukul mulai membuat canting untuk perorangan, yang biasanya dijadikan sebagai souvenir atau benda koleksi.

Tukul mengaku pengetahuan membuat canting ini berasal dari kakek dan ayahnya, sebab sejak kecil dia sudah membantu orangtuanya membuat canting. Selain di Solo canting - canting karyanya dipasarkan ke Yogyakarta, Pekalongan, Cirebon dan Bali.

Dibantu lima pegawainya setiap hari Tukul bisa menyelesaikan 200 canting.

Gitu deh...
(Tapi tentunya canting made in pak Tukul itu tidak bisa digolongkan sebagai barang lawas atau barang antik ya. Lain dengan canting bekas yang dulu pernah dipakai oleh nenek2 kita).

Sumber: indosiar.com, Klaten