Lokasi Pengoenjoeng Blog

Selasa, 08 September 2009

HARMONIKA KU


Tak diduga tak dinyana, dari tumpukan album foto lawas saya temukan sebuah potret hitam putih bergambar sosok bocah yang sedang main harmonika. Bocah lanang itu berbaju putih model kelasi, bercelana pendek dan bersepatu pantofel, tanpa kaos kaki. Kakinya terlihat kurus dan wajahnya..., jelek. Celakanya, wajah jelek itu ternyata milik saya sendiri. Ya, itu ternyata foto saya kala kira2 usia Taman Kanak2. Dan saya sendiri sekarang baru ingat bahwa sekecil itu sudah bisa memainkan harmonika. lagunya sebangsa "Silent Night" dsb.

Jadi ya pantas saja kalau kemudian sesudah kawak begini saya keranjingan alat musik tiup. Lha wong dari kanak2 sudah seneng main mulut, nyebul, nglamut ataupun ngemut.

Gitu deh...

Dimas Anto

1 komentar:

  1. hehehe... Saya juga senang tiup harmonika sejak SD, harmonika murahan, tapi nada-nadanya nggak jelas. Baru di SMA saya bisa 'menaklukkan' harmonika yang diatonis itu.

    Instrumen itu sederhana, murah, tapi menurut pengalaman saya membuat kita jadi peka nada. Saya bisa menulis notasi lagu apa saja, kecuali yang terlalu banyak pakai kromatis dan ganti nada dasar (overtone), ya karena harmonika made in China itu.

    Terima kasih untuk harmonika! Salam buat Mas Dimas sekeluarga. Berkah Dalem!

    BalasHapus