Salah satu kawasan bangunan rumah yang masih dilestarikan seperti aslinya di dalam kampung bisa dilihat di bilangan Kemetiran Kidul, Jogya, yang dikenal dengan nama Roemah Eyang. Saat kita memasuki kawasan Roemah Eyang, suasana kampung tempo doeloe akan benar-benar mewarnai. Selain karena bentuk bangunannya, maka suasananya pun benar-benar mendukung. Kehidupan kampung benar-benar sangat terasa.
Storinya, Roemah Eyang ini dibangun pada tahun 1907 oleh eyang buyut RM Kromodirdjo, dan kemudian direnovasi pada tahun 1957 oleh eyang R Prodjomartono. Selanjutnya direstorasi seperti bentuk aslinya pada tahun 2005 oleh bu Harno, yaitu ibu saya, dan kemudian difungsikan sebagai rumah tamu.
Roemah Eyang adalah rumah warisan keluarga yang adiluhung, bernuansa rumah tempo doeloe yang berlokasi di dalam kampoeng Kemetiran Kidul, Gedong Tengen Yogyakarta. Interior kamar dan mebelernya didesain selayaknya kamar hotel berbintang agar tidak terkesan angker seperti rumah-rumah kuno lainnya. (Mebel-mebel antik peninggalan eyang terdahulu ditempatkan hanya di ruang-ruang terbuka).
Fungsi Roemah Eyang kini berubah, tidak saja sebagai tempat tinggal bu Harno serta tempat persinggahan putra putri dan cucu-cucunya jika berkunjung ke Jogya, tetapi juga diperuntukkan bagi wisatawan yang ingin menginap sembari bernostalgia dengan pelayanan kekeluargaan. Tamu wisatawan dianggap sebagai tamu keluarga yang bebas melakukan aktivitas selayaknya di rumah eyangnya sendiri dengan sopan santun serta tata krama sebagaimana keluarga Jawa,.
Karena itulah, maka segenap keluarga menamakannya sebagai Roemah Eyang. Artinya, siapa pun yang berada di dalam bangunan tersebut, entah sekadar duduk santai, minum teh sambil ngobrol, atau menginap, maka suasana akan benar-benar jauh dari keramaian kota. Tempat ini memang berawal dari rumah eyang yang tidak lagi ditempati oleh putra-putrinya, namun masih meninggalkan seluruh kenangan manis, kehangatan sebuah keluarga besar. Sehingga, upaya melestarikan bangunan kampung ini, berikut suasana dan aromanya, semata dimaksudkan untuk bisa berbagi rasa, dengan menjadikan Roemah Eyang ini sebagai rumah tinggal yang representatif di tengah kota yang penuh kenangan.
Jadilah sebuah konsep baru rumah tinggal dengan pelayanan kekeluargaan, dan menikmati keramahan khas Jogya. Dengan ornamen yang artistik, serta bentuk dinding serta penempatan jendela yang simetris, maka keberadaan beberapa kursi di emperan dinding terasa benar-benar pas sebagai tempat santai. Bentuk perabotan atau mebelernya menyatu dengan desain bangunannya.
Dengan demikian, sebagai tempat tinggal atau tempat klangenan, Roemah Eyang ini memang bisa membuat kerasan. Posisinya sebagai heritage house menjadikan rumah di tengah kampung ini seperti hidup. Seakan kehidupan kampung zaman dahulu hadir lagi di era moderen sekarang. Gitu deh…
Jadi, kalau dulur berkesempatan ke Jogya, silahkan menginap di hotel "ROEMAH EYANG." Piye Jal?
Lokasi Pengoenjoeng Blog
Minggu, 01 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
matab sob smoga sukses dgn bisnis rumah eyangnya ya....jangan lupamampir ke lapak ku ya...http://koenoe.blogspot.com
BalasHapus