Teman main masa kecilku adalah mbakyu sepupu, mbak Poppy namanya. Dia tomboy, mainannya bukan boneka tapi sebangsa layangan, nekeran, "umbul" dsb.
Bab "ngulukke" layangan dia jagonya. Jadi kalau main layangan, dia yang "ngundo" sementara saya..., "mblendrong" alias cuma nggulung benang (Apa enaknya?). Dikala situasi langit anteng, tak ada musuh, saya boleh "pegang" kendali, tapi giliran ada lawan, mbak Poppy segera ambil alih.
Layangan digeleng gelengkan ke kiri dan ke kanan, nyirak nyiruk meliuk liuk cari posisi yang enak untuk berlaga. Posisi bisa di atas, bisa di bawah, benang bisa ditarik, bisa diulur dst. Wis pokoke sip. Sekedar nonton pun rasanya asyik.
Hingga pada suatu ketika mbak Poppy tiba tiba tidak mau lagi diajak main layangan. Saya mangkel, jengkel en sebelll. Tapi kemudian saya bisa mengerti, oo..., mbak Poppy sudah gede, sudah dara, sudah bukan lagi kanak kanak. Ya sudah....
Jadilah saya terbangkan layang2 itu sendiri. Meskipun banyak "musuh" di udara, tapi saya tidak khawatir. Soalnya layang2 saya berbuntut, saya pasangi ekor sebagai kode..., jangan diserang lho.
Gitu deh...
Lokasi Pengoenjoeng Blog
Rabu, 15 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar